Kabid IWO Sulsel Angkat Bicara Tentang Desas Desus Yang Diindikasikan Media Abal-Abal, Menuai Kritikan -->

Archive Pages Design$type=blogging$count=7

Kabid IWO Sulsel Angkat Bicara Tentang Desas Desus Yang Diindikasikan Media Abal-Abal, Menuai Kritikan

BERITAREPUBLIK.COM
15 Februari 2020


Beritarepublik.com, Makassar - Desas desus pengiringan opini terhadap sejumlah media online di Sulawesi Selatan, yang diindikasikan media abal-abal menuai kritikan dari Ikatan Wartawan Online (IWO) Sulawesi Selatan.

Melalui keterangan persnya Ishadi Ishak menyebutkan, bahwa IWO sepenuhnya menghargai adanya media yang menggiring opini sejumlah media di Sulawesi Selatan terindikasi media abal-abal, padahal beberapa media yang disebutkan sudah memenuhi ketentuan berdirinya perusahaan pers.

Namun perlu diketahui bahwa media cetak, online dan elektronik bila menuju Dewan Pers juga perlu proses dan tahapan. sehingga IWO berharap media lokal tersebut, juga menghormati keberadaan media online yang telah berbadan hukum, terdaftar di Kemenkumham, punya kantor serta miliki SOP sesuai ketentuan Dinas Ketenagakerjaan, tegasnya.

Analoginya sederhana, kata Hadi, perusahaan pers ibarat bayi yang baru lahir belum tentu langsung paham tentang kata, aku, kamu, dan kita, seperti itulah perusahaan pers setelah terdaftar administrasi sesuai aturan hukum, tentunya untuk menjadi peserta Dewan Pers mesti penuhi syarat. 

Ditambahkan lagi, soal jenjang karir kewartawanan, ibarat bayi yang sudah tumbuh jadi dewasa perlu disekolahkan agar paham baik dan benar, perusahaan pers juga mesti penuhi jenjang karir wartawan media tersebut mulai dari muda, madya, dan utama.

Jaman 4.0 ini, gejolak persaingan media cetak, elektronik serta media online tak terelakkan lagi sehingga beragam opini dimunculkan untuk menggiring opini pembenaran tanpa perlu menyudutkan, paparnya.

Hadi menambahkan, seolah-olah perusahaan yang berlabelkan Dewan Pers adalah Sah, padahal perusahaan yang punya badan hukum juga sah di mata hukum, lantas media abal-abal yang dimaksud seperti apa?,  papar Kabid IWO Sulsel ini, Jum'at (14/2/2020).

Dipahami jika mendirikan perusahaan pers perlu modal yang jumlahnya tidak sedikit, namun kami sangat menyayangkan adanya monopoli ruang pers sehingga mencoba menutup ruang - ruang ekspresi bagi insan pers yang ingin mandiri dan punya  perusahaan pers, jelasnya.