Gowa, Beritarepublik.com, Kementerian Pertanian Republik Indonesia terus mendorong percepatan swasembada pangan nasional sebagaimana menjadi agenda prioritas Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto.
Berbagai program strategis terus digulirkan, di antaranya Optimalisasi Lahan (Oplah), Cetak Sawah Rakyat (CSR), serta pembentukan Brigade Pangan, sebagai langkah konkret memperkuat kemandirian pangan Indonesia.
Kabupaten Gowa dan Takalar, Sulawesi Selatan, ditetapkan sebagai wilayah strategis dan percontohan dalam pelaksanaan program tersebut.
Hal ini disampaikan dalam Rapat Koordinasi Swasembada Pangan yang diselenggarakan di Aula Balai Besar Pelatihan Pertanian Batangkaluku, Sabtu (14/6/2025), yang dihadiri oleh berbagai unsur pemerintah, TNI, dan pemangku kepentingan sektor pertanian.
Wakil Bupati Gowa, Bapak Darmawangsyah Muin, dalam laporannya menyampaikan bahwa produksi padi di Kabupaten Gowa mengalami tren peningkatan signifikan.
Tercatat produksi padi pada tahun 2023 mencapai 231.656 ton gabah kering giling (GKG), naik menjadi 239.879 ton pada tahun 2024, dan pada periode Januari hingga April 2025 telah mencapai 92.898 ton GKG.
“Pemerintah Kabupaten Gowa mendukung sepenuhnya program swasembada pangan nasional melalui alokasi bantuan benih padi inbrida sebanyak 110.349 kilogram, benih jagung hibrida 16.305 kilogram, serta dukungan pupuk organik dan insektisida bagi seluruh kecamatan,” ungkap Darmawangsyah.
Beliau juga menambahkan bahwa capaian luas tambah tanam (LTT) periode April–Mei 2025 telah melampaui 100 persen, sebagai bukti nyata keberhasilan sinergi seluruh pihak di lapangan.
“Pemkab Gowa berkomitmen mendukung penuh visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, dengan mengedepankan kolaborasi antar sektor.
"Kami mengapresiasi Tim Swasembada Pangan Sulawesi Selatan yang dikomandoi oleh Brigjen TNI Wawan Erawan, serta seluruh unsur yang telah bekerja keras, mulai dari TNI, penyuluh, hingga petani,” lanjutnya.
Sementara itu, Koordinator Optimalisasi Lahan dan CSR Wilayah Sulawesi, Brigjen TNI Wawan Erawan, menyampaikan bahwa krisis pangan global yang disebabkan oleh perubahan iklim merupakan tantangan nyata yang harus dihadapi secara serius.
“Swasembada pangan merupakan solusi fundamental untuk menjaga kedaulatan pangan nasional. Saat ini, seluruh komponen negara, termasuk TNI, terlibat langsung dalam membangun ketahanan pangan berbasis teknologi dan regenerasi petani,” tegas Brigjen Wawan.
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Bapak Andi Amran Sulaiman, dalam pernyataan terpisah menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor merupakan fondasi utama dalam mencapai keberhasilan swasembada pangan.
“Swasembada pangan hanya dapat dicapai melalui kekompakan semua pihak: pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, penyuluh, dan petani".
"Semangat kebersamaan inilah yang menjadi kekuatan utama pembangunan pertanian nasional,” ujar Menteri Amran.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Ibu Idha Widi Arsanti, turut menyampaikan apresiasi atas kinerja di lapangan dan menegaskan pentingnya peran penyuluh dalam mendampingi petani menghadapi dinamika pertanian modern.
“Tantangan ke depan tidak mudah, terutama terkait perubahan iklim. Namun dengan soliditas, satu komando di lapangan, dan semangat gotong royong, kita yakin mampu menjaga dan memperkuat kemandirian pangan nasional,” tegas Idha.
Rapat koordinasi ini turut dihadiri oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian selaku Penanggung Jawab LTT Wilayah Takalar, Bapak Muhammad Amin; Kepala BBPP Batangkaluku selaku Pj. Brigade Pangan Gowa, Bapak Jamaluddin Al Afgani; Dandim 1409/Gowa; Dandim 1426/Takalar; jajaran ASN Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gowa dan Takalar; serta penyuluh pertanian.
Melalui kegiatan ini, seluruh pihak berkomitmen untuk memperkuat koordinasi, meningkatkan efektivitas pelaksanaan program di lapangan, serta menjaga semangat kebersamaan demi terwujudnya swasembada pangan yang berkelanjutan di Sulawesi Selatan dan Indonesia secara umum.
(Red)