Aslam Group Tepis Keterlibatan dalam Kasus Jamaah Haji Gagal Berangkat Tahun 2025 -->

Archive Pages Design$type=blogging$count=7

Aslam Group Tepis Keterlibatan dalam Kasus Jamaah Haji Gagal Berangkat Tahun 2025

BERITAREPUBLIK.COM
01 Agustus 2025

Jakarta, Beritarepublik.com, Direktur PT Aslam Group, Asmar Lambo,  menyampaikan keberatannya atas pemberitaan yang dinilai menggiring opini publik dan merugikan nama baik perusahaan. Pasalnya, jamaah haji  dari Jawa yang gagal berhaji pada musim haji 2025 bukanlah jamaah haji dari Aslam Group, melainkan milik PT. Annisa Ahmada.

Pihak Aslam Group menegaskan bahwa mereka tidak memiliki keterlibatan dalam permasalahan tersebut dan meminta media serta masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi agar tidak menimbulkan kesalahpahaman di tengah publik.


"Jamaah haji dari Jawa itu mendaftar bukan lewat Aslam Group, tapi lewat travel ITS (PT Annisa Ahmada Travelindo). 


"Travel Annisa Ahmada kemudian membeli paket haji kepada saya, dan saya membelikan paket tersebut dari PT Rehlatuna Handling Internasional,” jelas Asmar, Jum'at (1/8/2025). 


Lebih lanjut, Asmar menegaskan tidak ada unsur penipuan maupun penggelapan dalam peristiwa ini. 


“Aslam Group tidak bersentuhan langsung dengan jamaah, dan saya tidak pernah menerima pendaftaran jamaah tersebut. 


"Jamaah mendaftar di PT. Annisa Ahmada, kemudian direktur PT. Annisa Ahmada, Ibu Erni Khairunnisa, menghubungi saya via telepon untuk membeli paket haji 2025." tegas Asmar. 


"Karena tidak ada visa haji Vuroda di tahun 2025, maka kami cari solusi dan sepakat memberangkatkan jamaah menggunakan visa Amil, tentunya dengan persetujuan PT Annisa Ahmada,” ujarnya.


Menurut Asmar, jamaah telah diinformasikan sejak awal mengenai penggunaan visa Amil, bahkan sebelum keberangkatan, termasuk melalui proses biometrik dan manasik yang dilakukan.


“Ini jelas merupakan pencemaran nama baik. Jamaah tersebut mendaftar di PT Annisa Ahmada Travelindo". 


"PT. Annisa membeli paket ke ASLAM, lalu ASLAM membeli paket visa, handling, dan fasilitas di Arab Saudi melalui PT. Rehlatuna Handling Internasional" . 


"Kami juga korban lebih besar dari Ibu Erni Khairunnisa karena seluruh biaya paket haji dan akomodasi sudah kami serahkan ke PT Rehlatuna,” terangnya.


"Sayangnya, visa yang dijanjikan tidak kunjung keluar dari PT Rehlatuna Handling Internasional". 


“Awalnya kami dijanjikan menggunakan visa haji Vuroda, namun pada tahun 2025 visa tersebut tidak diterbitkan oleh pemerintah Saudi. Akhirnya, kami bersama PT Annisa Ahmada sepakat menggunakan visa Amil yang juga kami dapatkan dari PT. Rehlatuna,” tambahnya.


Asnar juga mengungkapkan bahwa hingga saat ini pihaknya tengah menuntut pengembalian dana haji kepada PT Rehlatuna. Ia juga menyesalkan adanya ancaman publikasi negatif yang dilayangkan oleh Direktur PT Annisa Ahmada.


“Pihak Ibu Erni Khairunnisa telah mengirim somasi dua kali agar saya menemuinya di Jawa, tapi saya balas untuk bertemu di Jakarta karena kesibukan saya. Namun, ia tidak datang. 


"Tidak lama kemudian, saya menerima ancaman akan dimediakan dan mempengaruhi jamaah untuk berdemonstrasi melalui rekaman suara,” ungkapnya.


Asmar berharap masyarakat tidak hanya mendengarkan informasi dari satu pihak saja.


"Saya mengajak masyarakat untuk lebih objektif, karena pemberitaan sepihak ini sangat merugikan saya, travel saya, seluruh tim, dan jamaah-jamaah kami,” ujarnya.


“Semoga masalah ini menjadi pembelajaran bagi kami untuk terus meningkatkan pelayanan yang lebih baik dan berbenah ke depannya,” pungkas pimpinan Aslam Group.


(Hmd/*)